Why Indonesia bombs Singapore? There's nothing there!

It's more likely for Singapore to bomb Batam, invade it along with the bauxite-rich Bintan for more lebensraum

based on FPB-57 design I believe

At least $20 billion

Sampari isn't yet fully equipped yet

Bofors 57mm Mk 2

4 C-705 launchers

2 Rheinmetall Rh202 20mm


16 KCR-60 will be built along with 16 KCR-40



for KCR-40

AK-630 CIWS

2 C-705 launchers

Refurbished Leopard is cheap....the price of one AV8 is equal to three refurbished Leopard 2A4

The thing is....PT-91 is based on a weak T-72 variant...the T-72M

Some variants of the T-72B family has protection level comparable to M1A1 Abrams from Gulf War 1 era...

That's why MBT isn't the primary armament for armies of SEA. Most still rely much on infantry, APC and light tanks.

But a capable MBT is still useful, there could be occasions where MBTs have a field day massacring units of infantry, APC and IFV that lack effective anti tank weapons

First batch of one battery of Astros II, munition and simulator arrived in Jakarta yesterday



Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa multiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.

"MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa lewat pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014.

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan.

Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan 10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan.

Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober mendatang.

Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja.

Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLRS Astros.

Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat.

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/07/0...aru-dari-Brasil

This post has been edited by Frozen_Sun: Aug 7 2014, 07:28 PM

Six more F-16 Block 52ID will arrive on October 1, for a total of 24 units by the end of 2015



Penambahan alutsista untuk melengkapi pengamanan udara di Tanah Air terus dilakukan TNI AU. Salah satu yang didatangkan dalam waktu dekat yakni pesawat tempur F-16 buatan Amerika.

"Pada 1 Oktober (2014) nanti akan datang 6 unit (F16)," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, di sela-sela acara peringatan Hari Bakti ke 67 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (7/8/2014).

Pesawat tersebut nantinya akan ditempatkan di Skuadron 16 yang ada di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Kawasan ini nantinya akan dijadikan kekuatan pengamanan udara di wilayah barat.

IB Putu Dunia menuturkan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) masih tetap mengikuti koridor berupa renstra (rencana strategis) minimum essential force lima tahunan.

"Alutsista kita melanjutkan program renstra kita, yang datang terbaru adalah F16 yakni 6 unit tadi. Tapi ini masih tahap awal saja. Nanti pada tahun 2015 diharapkan sudah lengkap 24 unit," kata IB Putu Dunia.

Dia menargetkan, pada 2014 pencapaian untuk alutsista sudah bisa mencapai sepertiga dari keseluruhan. "Pesawat tempur masih terus kita lengkapi sesuai dengan renstra. Pada akhir 2014 pencapaian kita sudah sampai 38 persen, sesuai rencana nantinya akan berakhir pada 2024," jelasnya.


http://news.detik.com/read/2014/08/07/1649...-1-oktober-2014

Go Vietnam, the shield of ASEAN!!

Handalan and Perdana class will be replaced?




KUALA LUMPUR - Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memerlukan dua skuadron kapal serang laju baharu bagi menggantikan kapal kelas KD Perdana dan KD Handalan untuk menjaga Kawasan Keselamatan Khas Pantai Timur Sabah (Esscom).

Panglima TLDM, Laksamana Tan Sri Abdul Aziz Jaafar berkata, faktor usia kelas KD Perdana yang menjangkau 42 tahun dan kelas KD Handalan yang kini berusia 35 tahun tidak memungkinkan untuk aset tersebut dapat memberi khidmat secara optimum.

Menurutnya, TLDM memerlukan kapal serang laju moden yang bersaiz sederhana iaitu antara 60 hingga 80 meter kerana kapal jenis tersebut lebih sesuai untuk diatur gerak di perairan timur Sabah, selain turut disokong dengan bot tempur sedia ada.

"Kita memerlukan lapan buah atau dua skuadron kapal serang laju moden yang berukuran sederhana tetapi memiliki kuasa pecutan dan tembakan yang mantap. Saiz sederhana penting bagi menjamin kapal dapat bertahan dalam keadaan laut bergelora.



KAPAL kelas KD Handalan (FAC-M, 44m) yang berusia 35 tahun tidak mungkin memberi perkhidmatan secara optimum. (photo : Helen Krmic)

"Kita faham soal kekangan bajet untuk bidang pertahanan tetapi kos untuk mendapatkan kapal serang laju ini lebih murah dan berbaloi kerana kapal ini memiliki keupayaan tempur permukaan digeruni," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari ini.

KD Perdana serta KD Handalan merupakan kapal perang yang dibina berasaskan kerangka La Combattante II dan dilengkapi dengan meriam utama dan sekunder daripada jenis Bofors, selain turut membawa bersama-samanya peluru berpandu antikapal Exocet MM38.

Namun, disebabkan TLDM menamatkan penggunaan peluru berpandu Exocet MM38, dipercayai kesemua lapan kapal kelas KD Perdana dan KD Handalan kini hanya dilengkapi dengan meriam utama dan sekunder sahaja.

Sementara itu, ditanya tentang jumlah bot tempur milik TLDM, khususnya CB90 yang ditempatkan di Esscom, Abdul Aziz enggan mendedahkan, sebaliknya beliau berkata, jumlah yang dimiliki pasukan tersebut memadai dan boleh digerakkan sepanjang masa.

"Perairan timur Sabah tidak begitu sesuai untuk kapal-kapal bersaiz korvet dan friget terutamanya jika operasi melibatkan kumpulan bersenjata dari selatan Filipina kerana aset paling baik ialah bot tempur tetapi jumlah yang ada di sana memadai," katanya.

http://www.utusan.com.my/utusan/Dalam_Nege...-perairan-Sabah

This post has been edited by Frozen_Sun: Aug 11 2014, 01:09 PM

There are some news

Raytheon is being Awarded for the DDE Analysis of the AIM-9X Block II for Singapore, Malaysia and Other Countries



Raytheon Missile Systems, Tucson, Arizona, is being awarded a $43,991,627 modification to a previously awarded cost-plus-fixed-fee contract (N00019-12-C-2002) for the design, development, and engineering analysis of the AIM-9X Block II Missile System for the U.S. Navy, U.S. Air Force, and the governments of Turkey, Oman, Belgium, Netherlands, Singapore, Malaysia, and Morocco.

This modification includes the necessary replacements for the AIM-9X Control Actuation System, inertial measurement unit, electronics unit processor and improvements in insensitive munitions performance in the hardware development and Operational Flight Software versions 9.4X, 9.15X and 10.X.

Work will be performed in Tucson, Arizona (91.6 percent); Minneapolis, Minnesota (6.5 percent); Pinellas Park, Florida (1.3 percent); and Andover, Massachusetts (0.6 percent), and is expected to be completed in July 2015. Fiscal 2014 research, development, test and evaluation (Navy and Air Force) funds and Foreign Military Sales funds in the amount of $22,092,354, will be obligated at time of award, none of which will expire at the end of the current fiscal year.

This contract combines purchases for the U.S. Air Force ($23,620,000; 53.7 percent); U.S. Navy ($8,155,233; 18.5 percent); and the governments of Turkey ($4,095,000; 9.3 percent); Oman ($2,590,000; 5.9 percent); Belgium ($2,100,000; 4.8 percent); Netherlands ($1,680,000; 3.8 percent); Singapore ($980,000; 2.2 percent); Malaysia ($701,394; 1.6 percent); and Morocco ($70,000; 0.2 percent) under the Foreign Military Sales Act. The Naval Air Systems Command, Patuxent River, Maryland, is the contracting activity.

http://www.defense.gov/Contracts/Contract....ContractID=5344

RMN Seeks Funds for New Corvettes, Helicopters


The Royal Malaysian Navy (RMN) has requested funding for a number of major procurement programmes that include the acquisition of new corvettes and helicopters and upgrades to existing RMN ships.

The service will be submitting its request list for funding consideration by the Malaysian government under the 11th Malaysia Plan (2016-20), RMN sources have told IHS Jane's . The plan, which is scheduled to be announced in June 2015, lays out Malaysia's economic development and government spending for the second half of the decade.

However, the RMN sources stated that it was uncertain as to whether any of the programmes would be approved given the Malaysian government's past statements noting that funding was tight.

http://www.janes.com/article/41635/stretch...tes-helicopters

Gowind and AV8 absorb much of the fund?

Large scale armament procurement for TNI Angkatan Darat (TNI-AD) during 1st phase (1 out of 3) of MEF program



This post has been edited by Frozen_Sun: Aug 11 2014, 04:36 PM

US allows RMAF to use F-18s against Indonesia?

So...Indonesia can't use F-16 against threatening neighboring forces even if it is for legit purpose?

Well....Indonesia under SBY administration is passive anyway, to the extend that many foreign forces breach the territory.

Make me want to eat ice cream



This post has been edited by Frozen_Sun: Aug 13 2014, 07:27 PM

This is a story of RAAF's Hornet that flew above El Tari airport, Kupang. Capital of Nusa Tenggara Timur province. Imagine if TNI-AU's Sukhoi did the same on Darwin airport, there will be huge uproar in Western worlds

http://indomiliter.com/2012/03/26/awas-bla...-lanud-el-tari/

That's why SBY vowed to outgun the neighbors including Singapore and Australia in a few decades. The acquisition of F-16 Block 52ID shows that Indonesia doesn't have any intention to invade other countries, but at least the planes can be used for quick responses and deterrence.

Indonesians actually feel threatened, not aggressive. The last 16 years show that they can't trust any neighbour and anyone will take the opportunity take advantage of Indonesia when it is weak militarily and economically. Foreign forces repeatedly entered Indonesian territory during its weaker times.

Any assumption that Indonesia is planning to invade its neighbors is ridiculous. It's the other way around, Indonesians are worried that neighbors always sneakily look for ways to take advantage of Indonesia.