Welcome Guest ( Log In | Register )

Bump Topic Topic Closed RSS Feed
228 Pages « < 157 158 159 160 161 > » Bottom

Outline · [ Standard ] · Linear+

 Muslim Group

views
     
abu.shofwan
post Aug 18 2017, 10:12 PM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


Nikah Tahlil.
Yaitu menikahi wanita yang telah ditalak tiga setelah berakhirnya masa ‘iddahnya kemudian menceraikannya kembali untuk diberikan kepada suaminya yang pertama. Ini adalah salah satu dosa besar dan perbuatan keji yang Allah melarangnya dan melaknat pelakunya, berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal itu.

At-Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat muhallil dan muhallal lahu.”[*] [40]

Arti muhallil berasal dari tahlil, yakni orang yang menikahi wanita yang ditalak tiga dengan niat untuk diceraikannya setelah menyetubuhinya agar orang yang mentalak tiga tersebut dapat menikahinya kembali.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan orang yang melakukan perbuatan ini dengan rusa yang dipinjamkan. Sebagaimana Ibnu Majah meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang rusa yang dipinjamkan?” Mereka menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Ia adalah muhallil, semoga Allah melaknat muhallil dan muhallal lahu.”[41]

Pendapat-Pendapat Ulama :
At-Tirmidzi rahimahullah berkata: “Pengamalan atas hal ini dilakukan para ulama dari kalangan Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya adalah ‘Umar bin al-Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Abdullah bin ‘Umar dan selainnya, serta ini pun adalah pendapat fuqaha dan Tabi’in.[42]

Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Pernikahan muhallil, yang diriwayatkan bahwa Rasulullah melaknatnya, bagi kami -wallaahu a’lam- sama halnya dengan nikah mut’ah, karena pernikahan ini tidak mutlak, jika disyaratkan agar menikahinya hingga melakukan persetubuhan. Pada dasarnya, dia melakukan akad nikah terhadapnya hingga dia menyetubuhinya. Jika dia telah menyetubuhinya, maka selesailah status pernikahannya dengan wanita tersebut.”[43]

Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan bahwa secara keseluruhan, pernikahan muhallil adalah haram lagi bathil menurut pendapat semua ahli ilmu, baik wali mengatakan: “Aku menikahkanmu dengannya hingga kamu menyetubuhinya,” maupun mensyaratkan bila telah menggaulinya, maka tiada pernikahan di antara keduanya, atau bila telah menggaulinya untuk pertama kalinya maka dia harus menceraikannya. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa pernikahan tersebut sah tetapi syaratnya tidak sah.

Asy-Syafi’i berkata: “Kedua bentuk yang pertama tidaklah sah, sedangkan untuk yang ketiga terdapat dua pendapat.

Ibnu Mas’ud berkata “Muhallil dan muhallal lahu dilaknat melalui lisan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami mempunyai riwayat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Semoga Allah melaknat muhallil dan muhallal lahu.'”[44]

‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata ketika beliau berkhutbah: “Demi Allah, tidaklah dihadapkan kepadaku muhallil dan muhallal lahu melainkan aku merajam keduanya. Sebab, keduanya adalah pezina.” Dan karena pernikahan hingga suatu masa, atau di dalamnya terdapat syarat yang menghalangi kelangsungan pernikahan tersebut, maka ini serupa dengan nikah mut’ah.

Nafi’ meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa seorang pria bertanya kepadanya: “Aku menikahi seorang wanita untuk menghalalkannya bagi (mantan) suaminya, sedangkan dia tidak menyuruhku dan dia tidak tahu.” Ia menjawab: “Tidak boleh, kecuali pernikahan karena keinginan (yang wajar); jika mengagum-kanmu, pertahankanlah dan jika kamu tidak suka, ceraikanlah. Sesungguhnya kami menganggapnya pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai perzinaan.”[45]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang orang yang berucap: “Jika wanita yang dicerai telah disetubuhi seseorang (yang menikahinya) pada duburnya, maka dia halal untuk suaminya; apakah ini benar ataukah tidak?”

Beliau menjawab: “Ini adalah ucapan bathil, menyelisihi pen-dapat para Imam kaum muslimin yang masyhur dan para Imam kaum muslimin lainnya. Sebab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada wanita yang ditalak tiga (kemudian menikah dengan laki-laki lain dan ingin kembali kepada suaminya yang pertama.-ed.):

لاَ حَتَّى تَذُوْقِي عُسَيْلَتَهُ وَيَذُوْقَ عُسَيْلَتَكِ.

‘Tidak, hingga engkau merasakan madunya dan dia merasakan madumu.’[46]
Ini adalah nash (teks) tentang keharusan merasakan madu masing-masing dan ini tidak terjadi dengan (cara menyetubuhi) dubur. Tidak diketahui adanya pendapat yang menyelisihi hal ini. Pendapat tersebut adalah pendapat aneh yang diselisihi oleh Sunnah yang shahih, lagi pula telah ada ijma’ sebelumnya dan sesudahnya.”[47]

Beliau juga ditanya tentang tahlil yang dilakukan manusia pada hari ini: “Jika terjadi pada apa yang mereka lakukan berupa pemberian hak, kesaksian, dan siasat-siasat lainnya; apakah itu sah ataukah tidak?”

Beliau menjawab: “Tahlil yang mereka sepakati bersama suami -baik lafal maupun kebiasaan- agar menceraikan wanita itu, atau suami meniatkan demikian adalah diharamkan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat-nya.

Sumber: https://almanhaj.or.id/3562-pernikahan-yang...masa-iddah.html
dinnor
post Aug 21 2017, 01:59 AM

Getting Started
**
Junior Member
198 posts

Joined: Jul 2009
assalam guys..
i'm looking for hotel price range from RM70-RM100 located at Kota Kinabalu which is near to mosque (masjid) .. any good suggestion ?

hope to get/booking a hotel that walking distance not to far from masjid..

tqvm
abu.shofwan
post Aug 25 2017, 11:43 AM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


Since it is almost time to slaughter the hadyu... hopefully the following will lighten up the burden of those who didn't know yet: one goat (or one part of a cow/bull/camel) is sufficient for one family.


dari ‘Atho’ bin Yasar, ia berkata,

سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَ : كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ، فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ

“Aku pernah bertanya pada Ayyub Al Anshori, bagaimana qurban di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang biasa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu keluarganya. Lalu mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi no. 1505, shahih)

Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits ini adalah dalil tegas bahwa satu kambing bisa digunakan untuk berqurban satu orang beserta keluarganya, walau jumlah anggota keluarga tersebut banyak. Inilah yang benar.”


Sumber : https://rumaysho.com/2829-satu-kambing-bisa...u-keluarga.html


Seekor kambing cukup untuk kurban satu keluarga, pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits dari Abu Ayyub radhiyallahu’anhu yang mengatakan,

كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ

”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai kurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi, ia menilainya shahih, Minhaajul Muslim, Hal. 264 dan 266).


Read more https://konsultasisyariah.com/8043-kurban-s...sekeluarga.html



Mubarak90
post Aug 25 2017, 12:05 PM

Casual
***
Junior Member
482 posts

Joined: Mar 2012
QUOTE(abu.shofwan @ Aug 25 2017, 11:43 AM)
Since it is almost time to slaughter the hadyu... hopefully the following will lighten up the burden of those who didn't know yet: one goat (or one part of a cow/bull/camel) is sufficient for one family.
dari ‘Atho’ bin Yasar, ia berkata,

سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَ : كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ، فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ

“Aku pernah bertanya pada Ayyub Al Anshori, bagaimana qurban di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang biasa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu keluarganya. Lalu mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi no. 1505, shahih)

Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits ini adalah dalil tegas bahwa satu kambing bisa digunakan untuk berqurban satu orang beserta keluarganya, walau jumlah anggota keluarga tersebut banyak. Inilah yang benar.”
Sumber : https://rumaysho.com/2829-satu-kambing-bisa...u-keluarga.html
Seekor kambing cukup untuk kurban satu keluarga, pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits dari Abu Ayyub radhiyallahu’anhu yang mengatakan,

كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ

”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai kurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi, ia menilainya shahih, Minhaajul Muslim, Hal. 264 dan 266).
Read more https://konsultasisyariah.com/8043-kurban-s...sekeluarga.html
*
Thanks for sharing.
Meaning, there's not really a need to do qurban for every member of the family right?
snowmath
post Aug 25 2017, 12:11 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Apr 2013





tupaiterbang
post Aug 25 2017, 12:18 PM

Getting Started
**
Junior Member
126 posts

Joined: Mar 2012


QUOTE(dinnor @ Aug 21 2017, 01:59 AM)
assalam guys..
i'm looking for hotel price range from RM70-RM100 located at Kota Kinabalu which is near to mosque (masjid) .. any good suggestion ?

hope to get/booking a hotel that walking distance not to far from masjid.. 

tqvm
*
Assalamualaikum bro, look for hotel around Bandaran Berjaya and Kg Air, a lot of budget hotel around there. Nearby are Masjid Bandar Kota Kinabalu, but need to climb a bit since the mosque is on a hill but not so high la.
abu.shofwan
post Aug 25 2017, 12:27 PM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


QUOTE(Mubarak90 @ Aug 25 2017, 12:05 PM)
Thanks for sharing.
Meaning, there's not really a need to do qurban for every member of the family right?
*
Yes, that is the meaning of these two hadeeths

So it is waaaay cheaper to do it for the whole family, since you only need one goat/part rather than x-number
dinnor
post Aug 26 2017, 07:47 AM

Getting Started
**
Junior Member
198 posts

Joined: Jul 2009
QUOTE(tupaiterbang @ Aug 25 2017, 12:18 PM)
Assalamualaikum bro, look for hotel around Bandaran Berjaya and Kg Air, a lot of budget hotel around there. Nearby are Masjid Bandar Kota Kinabalu, but need to climb a bit since the mosque is on a hill but not so high la.
*
thanks bro.. already been at KK last week..
MsGaijin
post Sep 1 2017, 02:57 PM

New Member
*
Junior Member
30 posts

Joined: Dec 2008


Assalamualaikum dan Selamat Hari Raya Aidiladha! Semoga hidup anda kekal di bawah rahmat Ilahi.
abu.shofwan
post Sep 1 2017, 05:00 PM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


Wa'alaykumussalaam warohmatullaahi wabarokaatuh
Same to you akhi bro
Taqobbalallaahu minna wa minkum
Mubarak90
post Sep 6 2017, 01:31 PM

Casual
***
Junior Member
482 posts

Joined: Mar 2012
QUOTE(MsGaijin @ Sep 1 2017, 02:57 PM)
Assalamualaikum dan Selamat Hari Raya Aidiladha! Semoga hidup anda kekal di bawah rahmat Ilahi.
*
Waalaikumussalam w.r.w.b.
Aamiin ya akhi.
TSseiferalmercy
post Sep 6 2017, 01:35 PM

Getting Started
**
Junior Member
133 posts

Joined: May 2010


waalaikumsalam,

eid mubarak semua

sori lambat wish lol laugh.gif
zakuankajang
post Sep 12 2017, 02:46 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: May 2017
From: Kepala Batas, Penang



salam semua

saya ada sedikit persoalan mengenai status air mazi sebagai najis dalam islam

boleh tanya sini ke?


abu.shofwan
post Sep 12 2017, 02:55 PM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


QUOTE(zakuankajang @ Sep 12 2017, 02:46 PM)
salam semua

saya ada sedikit persoalan mengenai status air mazi sebagai najis dalam islam

boleh tanya sini ke?
*
Wa'alaykumussalaam warohmatullaahi wabarokaatuh
Can la, others will try to help if able
Mubarak90
post Sep 12 2017, 03:02 PM

Casual
***
Junior Member
482 posts

Joined: Mar 2012
QUOTE(zakuankajang @ Sep 12 2017, 02:46 PM)
salam semua

saya ada sedikit persoalan mengenai status air mazi sebagai najis dalam islam

boleh tanya sini ke?
*
Boleh tnya, cuma jawapan tak semestinya dapat la. Setakat apa yang termampu saja.

Melalui apa yang saya belajar dekat sekolah dulu, Air Mazi itu statusnya Najis, manakala Air Mani itu statusnya Bukan Najis. Wallahu'alam.
zakuankajang
post Sep 12 2017, 03:19 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: May 2017
From: Kepala Batas, Penang



QUOTE(abu.shofwan @ Sep 12 2017, 02:55 PM)
Wa'alaykumussalaam warohmatullaahi wabarokaatuh
Can la, others will try to help if able
*
QUOTE(Mubarak90 @ Sep 12 2017, 03:02 PM)
Boleh tnya, cuma jawapan tak semestinya dapat la. Setakat apa yang termampu saja.

Melalui apa yang saya belajar dekat sekolah dulu, Air Mazi itu statusnya Najis, manakala Air Mani itu statusnya Bukan Najis. Wallahu'alam.
*
ok ok.. tq

mcm ni

mcm yg kita tau.. air mazi najis tapi air mani tak

kita jugak tau yg najis mesti dicuci

okay...


Soklan 1:

apa hukum kenajisannya kalau dua2 bercampur? najis atau tak?

setau saya air mazi ni in english dipanggil pre-cum right?

bila kita baca soal jawab islam... selalu diberitahu yg air mani sahaja tak najis... tapi mcm mana nak keluar mani kalau precum (mazi) tu tak ada?

ada ka laki yg keluar mani tanpa mazi dulu?

kalau bercampur mcm mana?



Soklan 2:

merujuk pada soklan 1 atas, kalau buat oral seks laki bini... air mazi dlm mulut isteri tu mcm mana? kena cuci mulut ka?

dan juga kalau persetubuhan kelamin... air mazi yg masuk dlm faraj perempuan tu apa hukumnya? adakah perlu dicuci farajnya?

sekian


sorry.. noob question

sebab rujukan internet... jawapan yg diberi terlalu copy buku teks...realiti kehidupan lain
abu.shofwan
post Sep 12 2017, 03:40 PM

Regular
******
Senior Member
1,455 posts

Joined: Jan 2015
From: Qatar


QUOTE(zakuankajang @ Sep 12 2017, 03:19 PM)
ok ok.. tq

mcm ni

mcm yg kita tau.. air mazi najis tapi air mani tak

kita jugak tau yg najis mesti dicuci

okay...
Soklan 1:

apa hukum kenajisannya kalau dua2 bercampur? najis atau tak?

setau saya air mazi ni in english dipanggil pre-cum right?

bila kita baca soal jawab islam... selalu diberitahu yg air mani sahaja tak najis... tapi mcm mana nak keluar mani kalau precum (mazi) tu tak ada?

ada ka laki yg keluar mani tanpa mazi dulu?

kalau bercampur mcm mana?
Soklan 2:

merujuk pada soklan 1 atas, kalau buat oral seks laki bini... air mazi dlm mulut isteri tu mcm mana? kena cuci mulut ka?

dan juga kalau persetubuhan kelamin... air mazi yg masuk dlm faraj perempuan tu apa hukumnya? adakah perlu dicuci farajnya?

sekian
sorry.. noob question

sebab rujukan internet... jawapan yg diberi terlalu copy buku teks...realiti kehidupan lain
*
For no. 1, I don't really get the question
But... we take the more stringent ruling, i.e. become najis (impure). It is like you pee into contained water (of limited quantity/volume), you end up can no longer use that water to perform wudhu, right? Under syafi'i, iirc, water is deemed contaminated if it changes colour, odor or taste.

For no. 2
That is why you have to do mandi wajib, no?
If you perform wudhu and then pass wind, you don't have to wash/wipe your behind, just do wudhu again is sufficient.
Also
What is contained is disregarded until it comes out.
Your urine in your urine pouch inside of you is impure, but you do not become impure until you discharge it.

Quoted from other source
Keluarnya mani dari kemaluan wanita setelah jimak atau setelah mandi, membatalkan status wudhunya (mandinya tidak wajib diulangi). Malikiyah mempersyaratkan bahwa ini bisa membatalkan wudhu jika mani itu dimasukkan melalui hubungan badan. Al-Kharsy al-Maliki mengatakan, “Termasuk hal yang biasa terjadi, keluarnya mani suami dari kemaluan istri, setelah melakukan hubungan badan. Keluar semacam ini termasuk sering terjadi. Namun jika mani itu masuk kemaluan istri tanpa melalui hubungan intim, kemudian keluar lagi, tidak membatalkan wudhu. Sebagaimana keterangan Ibnu Arafah.” (Syarh Mukhtashar Khalil, al-Kharsy, 2:231).

Read more https://konsultasisyariah.com/17650-keluarn...andi-junub.html

edit
on oral sex, there is separate ruling on the status of performing oral sex. some ulama considers it makruh, some allowed... but anyway, I have not found Islamic literature /dalil on what to do after the act. perhaps this goes to show that it is makruh? hahaha...
however, hygiene wise I think it would be mandatory to wash afterwards, of course.

This post has been edited by abu.shofwan: Sep 12 2017, 04:49 PM
Mubarak90
post Sep 12 2017, 04:14 PM

Casual
***
Junior Member
482 posts

Joined: Mar 2012
QUOTE(zakuankajang @ Sep 12 2017, 03:19 PM)
ok ok.. tq

» Click to show Spoiler - click again to hide... «


sekian
sorry.. noob question

sebab rujukan internet... jawapan yg diberi terlalu copy buku teks...realiti kehidupan lain
*
Soalan hukum ni berat nak menjawabnya sebenarnya, huhu.
Yang terbaik adalah, rujuk kepada ustaz/ustazah yang mudah untuk dihubungi.

Soalan semua panjang2, so saya jawab apa yang boleh je la ye.

Soalan 1:
a) apa hukum kenajisannya kalau dua2 bercampur? najis atau tak?
-> Setahu saya, kalau bercampur, hasil campuran itu najis
setau saya air mazi ni in english dipanggil pre-cum right?
-> Betul, saya pun tahu dia sebagai pre-cum dalam Bahasa Inggeris.
bila kita baca soal jawab islam... selalu diberitahu yg air mani sahaja tak najis... tapi mcm mana nak keluar mani kalau precum (mazi) tu tak ada?
-> Saya rasa soalan ini salah. Berkemungkinan saudara nak tanya, "bagaimana yang boleh terjadinya air mani itu tidak najis,
sedangkan ia keluar bersama air mazi yang najis itu?"

ada ka laki yg keluar mani tanpa mazi dulu?
-> Setahu saya, tak ada.

Soalan 2:
merujuk pada soklan 1 atas, kalau buat oral seks laki bini... air mazi dlm mulut isteri tu mcm mana? kena cuci mulut ka?
-> Disyorkan cuci mulut (serta berkumur) setelah makan, apatah lagi setelah oral seks
dan juga kalau persetubuhan kelamin... air mazi yg masuk dlm faraj perempuan tu apa hukumnya? adakah perlu dicuci farajnya?
->Kalau risau akan meleleh keluar, ya, perlu cuci.

This post has been edited by Mubarak90: Sep 12 2017, 04:17 PM
zakuankajang
post Sep 16 2017, 06:31 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: May 2017
From: Kepala Batas, Penang



QUOTE(abu.shofwan @ Sep 12 2017, 03:40 PM)
For no. 1, I don't really get the question
But... we take the more stringent ruling, i.e. become najis (impure). It is like you pee into contained water (of limited quantity/volume),  you end up can no longer use that water to perform wudhu, right? Under syafi'i, iirc, water is deemed contaminated if it changes colour, odor or taste.

For no. 2
That is why you have to do mandi wajib, no?
If you perform wudhu and then pass wind, you don't have to wash/wipe your behind, just do wudhu again is sufficient.
Also
What is contained is disregarded until it comes out.
Your urine in your urine pouch inside of you is impure, but you do not become impure until you discharge it.

Quoted from other source
Keluarnya mani dari kemaluan wanita setelah jimak atau setelah mandi, membatalkan status wudhunya (mandinya tidak wajib diulangi). Malikiyah mempersyaratkan bahwa ini bisa membatalkan wudhu jika mani itu dimasukkan melalui hubungan badan. Al-Kharsy al-Maliki mengatakan, “Termasuk hal yang biasa terjadi, keluarnya mani suami dari kemaluan istri, setelah melakukan hubungan badan. Keluar semacam ini termasuk sering terjadi. Namun jika mani itu masuk kemaluan istri tanpa melalui hubungan intim, kemudian keluar lagi, tidak membatalkan wudhu. Sebagaimana keterangan Ibnu Arafah.” (Syarh Mukhtashar Khalil, al-Kharsy, 2:231).

Read more https://konsultasisyariah.com/17650-keluarn...andi-junub.html

edit
on oral sex, there is separate ruling on the status of performing oral sex. some ulama considers it makruh, some allowed... but anyway, I have not found Islamic literature /dalil on what to do after the act. perhaps this goes to show that it is makruh? hahaha...
however, hygiene wise I think it would be mandatory to wash afterwards, of course.
*
QUOTE(Mubarak90 @ Sep 12 2017, 04:14 PM)
Soalan hukum ni berat nak menjawabnya sebenarnya, huhu.
Yang terbaik adalah, rujuk kepada ustaz/ustazah yang mudah untuk dihubungi.

Soalan semua panjang2, so saya jawab apa yang boleh je la ye.

Soalan 1:
a) apa hukum kenajisannya kalau dua2 bercampur? najis atau tak?
-> Setahu saya, kalau bercampur, hasil campuran itu najis
setau saya air mazi ni in english dipanggil pre-cum right?
-> Betul, saya pun tahu dia sebagai pre-cum dalam Bahasa Inggeris.
bila kita baca soal jawab islam... selalu diberitahu yg air mani sahaja tak najis... tapi mcm mana nak keluar mani kalau precum (mazi) tu tak ada?
-> Saya rasa soalan ini salah. Berkemungkinan saudara nak tanya, "bagaimana yang boleh terjadinya air mani itu tidak najis,
sedangkan ia keluar bersama air mazi yang najis itu?"

ada ka laki yg keluar mani tanpa mazi dulu?
-> Setahu saya, tak ada.

Soalan 2:
merujuk pada soklan 1 atas, kalau buat oral seks laki bini... air mazi dlm mulut isteri tu mcm mana? kena cuci mulut ka?
-> Disyorkan cuci mulut (serta berkumur) setelah makan, apatah lagi setelah oral seks
dan juga kalau persetubuhan kelamin... air mazi yg masuk dlm faraj perempuan tu apa hukumnya? adakah perlu dicuci farajnya?
->Kalau risau akan meleleh keluar, ya, perlu cuci.
*
thank u bro

your the best!
mt24
post Oct 24 2017, 04:25 PM

Casual
***
Junior Member
499 posts

Joined: Aug 2015
From: planet namek


QUOTE(zakuankajang @ Sep 16 2017, 06:31 PM)
thank u bro

your the best!
*
kenapa air mani tidak najis?

228 Pages « < 157 158 159 160 161 > » Top
Topic ClosedOptions
 

Change to:
| Lo-Fi Version
0.0282sec    1.00    6 queries    GZIP Disabled
Time is now: 19th March 2024 - 12:51 PM