Welcome Guest ( Log In | Register )

Bump Topic Topic Closed RSS Feed

Outline · [ Standard ] · Linear+

> Military Thread V13

views
     
gang4
post Oct 4 2014, 05:43 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
Some pictures of TNI Prep for SBY farewell

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image


gang4
post Oct 5 2014, 08:14 AM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
more pictures...

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image

user posted image


gang4
post Nov 6 2014, 10:41 AM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
Some pictures of Pindad products in Indo defence 2014

user posted image

Tank SBS Pindad dengan roket multilaras Rhan (photo Rafly)

user posted image

user posted image

user posted image

Rhan dengan platform truk militer (photo: Rafly)


user posted image

senjata laras panjang terbaru jenis 752 buatan Pindad





gang4
post Nov 8 2014, 06:24 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
PT Pindad is gonna obtain the guided missile know-how from SAAB

This tech is just a matter of time to be applied into RHAN rockets...also, would not be surprised if f5 replacement would be grippen ng as the result of this marriage of convenience...

Gandeng Pabrikan Swedia, Pindad Bakal Kuasai Teknologi Rudal
Rudal RBS 70

Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca (Saabgroup.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad melakukan kerjasama dengan produsen senjata internasional, yakni pabrikan peluru kendali (rudal) asal Swedia, SAAB Dynamic AB. PT Pindad adalah pembuat kendaraan dan alat tempur yang digunakan oleh TNI maupun Polri.

Kerjasama PT Pindad dan SAAB Dynamic ini dilihat langsung oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu di area Indo Defence 2014, Kemayoran, Jakarta pada 06 November kemarin.

Perjanjian kerjasama tersebut meliputi pengembangan dan peremajaan sistem pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 TNI Angkatan Darat. Selain itu, turut dibicarakan kerjasama jangka panjang terkait pemberian transfer of technology (ToT) sistem dan rudal RBS 70 Mk2 sesuai Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Pasti kami mengikuti UU Nomor 16 Tahun 2012, kami akan mengikuti arah kebijakan industri pertahanan Indonesia. Saya yakin SAAB akan melihat ini mulai dari fase-fase teknologi mulai pemeliharaan hingga pembangunan roket nasional. SAAB akan membantu teknologi Indonesia," Ucap Michael Hoglund, Deputy Head of Marketing & Sales-Missile Systems SAAB Dynamics dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (06/11/2014).

Di tempat yang sama, PT Pindad sangat berterima kasih kepada SAAB Dynamic karena membantu kemandirian industri pertahanan Indonesia. Program ToT ini diharapkan dapat membantu kemajuan teknologi sistem pertahanan udara nasional.

"Sementara ini teknologi roket belum kita kuasai apalagi teknologi optiknya, kontrolnya, stabilitasnya. Roket indonesia baru sampai roket meluncur saja nanti ke sana akan kita kuasai. Nanti bisa meliputi misil RBS 70 Mk2, New Batteries of RBS 70 Mk2, serta integrasi misil dengan sub sistem kendaraan tempur. Untuk detailnya nanti akan dirumuskan dalam perjanjian selanjutnya," ungkapnya.

Dalam kolaborasi ini, PT Pindad menjadi kontraktor utama dan SAAB Dynamic AB menjadi sub-kontraktor. PT Pindad yakin pangsa pasar RBS 70 Mk2 masih ada, untuk itu mereka akan giat mempelajari teknologi ini.

"Masih (pangsa pasar), nanti kalau kita sudah kuasai teknologi itu pangsanya sudah ada tidak hanya di Indonesia kan, masih banyak di negara lain Asia bisa juga," harap Pria berkaca mata ini.

Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek atau MANPADS (Man Portable Air Defence System) buatan Swedia yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca. Untuk jarak jangkau, RBS 70 Mk2 bisa mencapai 8 kilometer dan melesat hingga ketinggian 4.000 meter. Kecepatan RBS 70 Mk2 yakni 2 Mach dengan sistem pemandu laser.

Selain TNI, tentara negara lain seperti dari Argentina, Brazil, Jerman, Singapura, Thailand, dan masih banyak negara lain menggunakan RBS 70 untuk menjaga pertahanan udara mereka. (Ein)

Credit: Rizki Gunawan

source

gang4
post Nov 9 2014, 07:29 AM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
QUOTE(azriel @ Nov 9 2014, 06:54 AM)
indodefence-2014-uac-announces-su-35-bid-for-indonesian-fighter-competition
Liputan6 news reports

Dirut PTDI: Pesawat Tempur Itu Rahasia Negara
Pesawat CN235 Buatan Indonesia Mulai Dipasarkan ke Belgia

Budi Santoso, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (foto: Liputan6.com/Denny Mahardy)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah bersepakat dengan Airbus Helicopters untuk memasarkan pesawat tempur asal Eropa, Eurofighter Typhoon. Kerjasama ini disebutkan berlangsung karena Airbus mau mentransfer teknologi yang dimilikinya ke Indonesia lewat PTDI.

Budi Santoso, Direktur Utama PTDI mengaku sangat mengapresiasi kerjasama yang dilakukan antara pihaknya dengan Airbus. Ia pun berharap perusahaan kedirgantaraan lain dari seluruh dunia mau melakukan kemitraan serupa dengan PTDI.

"Semoga nanti ada lagi yang mau bekerjasama kaya begini walaupun saya yakin tak banyak yang akan mau melakukan transfer teknologi seperti yang sudah dilakukan oleh Airbus. Bahkan saya bilang tak akan ada lagi perusahaan lain yang akan mau secara terbuka memberikan transfer teknologi semua produknya ke kita," ujar Budi.

Ungkapan rasa pesimis itu diungkapkan Budi bukan tanpa alasan. Menurutnya, teknologi militer merupakan bagian penting dari keamanan dan rahasia negara. Karena itulah kemungkinan vendor jet tempur mau bermitra dengan melibatkan transfer teknologi sangat kecil.

"Bagaimanapun teknologi militer itu rahasia negara. Kebanyakan perusahaan tidak akan mau melakukan transfer teknologi militernya karena berkaitan dengan rahasia negaranya, tapi Airbus kan bentuknya konsorsium negara Eropa jadi bukan sekedar rahasia satu negara makanya mereka mau bagi sama kita," ungkap Budi.

Kerjasama yang dilakukan oleh Airbus dengan PTDI diklaim sebagai kemitraan strategis yang unik. Ludovic Boistor, President Director Airbus Helicopter Indonesia mengklaim sistem kerjasama yang dilengkapi transfer teknologi seperti yang dilakukan Airbus dan PTDI tak pernah dilakukan pesaingnya.

"Kita berikan edukasi dan transfer teknologi milik Airbus kepada PT DI. Mereka nantinya akan membantu pemasaran, maintenance, dan service produk Eurofighter maupun helikopter ke pasar Indonesia," ungkap Ludovic kepada tim Tekno Liputan6.com di pameran Indo Defence 2014.
gang4
post Nov 12 2014, 05:45 PM

New Member
*
Newbie
0 posts

Joined: Nov 2012
Rafale for Malaysia?

En Malaisie, Le Drian aborde la vente de Rafale

Par , publié le 04/11/2014 à 14:52, mis à jour à 14:52

Kuala Lumpur - Le ministre français de la Défense Jean-Yves Le Drian a dit mardi avoir abordé la vente de chasseurs Rafale à la Malaisie lors de ses entretiens à Kuala Lumpur, la capitale de ce pays d'Asie du Sud-Est.
En Malaisie, Le Drian aborde la vente de Rafale

Le ministre français de la Défense Jean-Yves Le Drian, lors d'une conférence de presse à Kuala Lumpur, le 4 novembre 2014

afp.com/Mohd Rasfan

La question de la flotte d'avions de chasse que la Malaisie envisage de renouveler a été "évoquée", a déclaré M. Le Drian à des journalistes, en réponse à une question sur la vente de Rafale, à l'issue d'entretiens avec de hauts responsables malaisiens.

"Nous considérons que le Rafale est un très bon avion, nous sommes tout à fait disposés à avoir un partenariat avec la Malaisie à cet égard", a-t-il ajouté après sa rencontre avec le Premier ministre malaisien Najib Razak, et le ministre de la Défense Hishammuddin Hussein, sans entrer dans les détails.

Le ministre français a souligné que certaines discussions devaient rester "confidentielles" et que le choix appartenait à la Malaisie.

Ce pays doit renouveler sa flotte de MiG dans les prochaines années et la firme française Dassault est sur les rangs. La France et la Malaisie ont un partenariat de défense étroit et la France est le premier fournisseur de matériel militaire (hélicoptères, sous-marins, etc.) de ce pays d'Asie du Sud-Est.

Au cours d'une visite en France l'an passé, M. Razak était resté évasif sur la possibilité pour son pays d'acheter des chasseurs Rafale français, faisant alors état des contraintes financières de la Malaisie.
Par


source



Bump Topic Topic ClosedOptions New Topic
 

Change to:
| Lo-Fi Version
0.0496sec    0.53    7 queries    GZIP Disabled
Time is now: 4th December 2025 - 04:09 PM