ilmu silat yang paling awal diasaskan oleh Ninik Datuk Suri Diraja.. ia adalah ilmu diraja, pada dahlunya hanya golongan yang rapat dengan istana sahaja diajar mempelajari silat.. Hang Tuah (pada asalnya namanya ialah Daeng Merupawah dan keturunan atasnya ialah Melayu Bugis di wilayah makassar) sebagai contoh adalah pendekar yang dilatih khas oleh pihak istana semasa era kesultanan Melayu Melaka.
Mengenai kaitan alam persilatan Melayu sekarang yang dinamakan gayung mengikut silat melayu tertua dalam sejarah melayu yang diasaskan di minangkabau
"Gayuang" (gayung) adalah kemampuan untuk merusak jantung orang lain atau bagian dalam tubuh orang lain dengan menggunakan kekuatan batin. Gayuang ini hanya boleh dipakai ketika sudah tidak ada pilihan lagi dalam upaya mempertahankan hidup.
Namun hal yang pasti dari seseorang mendapatkan kato kaputusan (kata putus atau tamat) ini adalah dia boleh mengajar orang lain dan membuka sasaran silek lain di bawah restu guru, ertinya dia dianggap rasmi sebagai guru baru dan memiliki wewenang mengajarkan ilmu yang sama dalam jalur waris yang sah.
Seni Silat Gayong dibawa ke Tanah Melayu (Malaysia) oleh seorang putera Bugis dari Kepulauan Sulawesi bernama Daeng Kuning atau digelar Panglima Hitam. Beliau bersama-sama dengan enam saudaranya bermastautin di Tanah Melayu di mana segala ilmu persilatan diturunkan kepada keturunannya. Pada masa ini pecahan ilmu tersebut boleh dilihat dengan wujudnya pelbagai perguruan gayong di Malaysia seperti Gayong Patani dan Gayong Pesaka. Tapi yang paling utama ialah Persatuan Silat Seni Gayong Malaysia (PSSGM) yang diasaskan oleh Dato' Meor Rahman, cucu kepada Daeng Kuning yang digelar 'Mahaguru' oleh penuntut silat gayong. Antara mereka yang pernah mengamalkan silat gayong ialah allahyarham Mat Kilau, Dato' Bahaman dan Dato' Maharaja Lela.
dalam tambo minangkabau, dinyatakan bahwa Ninik Datuk Suridiraja memiliki juga “kepandaian batiniyah yang disebut GAYUENG atau GAYUNG"
antara jenis gaayung yang dinyatakan di dalam tambo minangkabau ialah
1) Gayung lahir
2) Gayung angin
sasaran gayung lahir ialah
a. Di sekitar leher, yaitu jakun/halkum dan tenggorokan.
b. Di sekitar lipatan perut, yaitu hulu hati dan pusar.
c. Di sekitar selangkang, yaitu kemaluan
Gayung angin pula menyerang lawan dengan menggunakan tenaga batin melalui cara bersalaman, jentikan atau senggolan telunjuk. sasarannya ialah jeroan yang terdiri atas rangkai jantung, rangkai hati, dan rangkai limpa.
ilmu gayung di alam minangkabau ialah ILMU TERLARANG kerana jawapannya adalah MAUT.. mereka menyerang sendi-sendi utama manusia, senang cerita dalam bahasa omputih "TOUCH OF DEATH".. hanya boleh digunakan sebagai cara yang paling terakhir.
lambang utama komando Malaysia
Kemahiran bersilat akan diukur dengan kemampuan murid di tempat-tempat sebagai berikut:
* Bersilat di tempat lapang
* Bersilat di tempat sempit
* Bersilat dalam posisi apapun (duduk, berbaring)
* Penguasaan menghadapi serangan memakai senjata tajam dan tongkat
* Bersilat di tempat yang licin (di atas tanah liat yang disiram air atau di atas batu licin di sungai)
* Bersilat di tempat yang kurang cahaya atau gelap samasekali
* Bersilat dengan harimau (ujian terakhir)
QUOTE(asal usul suku melayu seperti yang ditulis di dalam buku Tambo Minangkabau)
<-- asal usul keturunan Melayu diraja seperti yang diceritakan oleh Tun Sri Lanang
Suku Malayu adalah salah satu suku utama Minangkabau yang berasal dari kerajaan Malayu Tua. Kerajaan Malayu Tua sudah ada pada abad ke 7 (tahun 600-an). Kerajaan Malayu didirikan oleh Sri Jayanagara yang turun dari gunung Marapi ke Minanga Tamwan sekitar tahun 603. Sedangkan Kerajaan Malayu Muda sering pula disebut dengan nama Kerajaan Dharmasraya. Dharmasraya didirikan oleh Sri Tribuana Raja Mauliwarmadewa yang masih seketurunan dengan Sri Jayanagara.
Berita tentang Kerajaan Malayu antara lain diketahui dari kronik Cina berjudul T’ang-hui-yao karya Wang P’u. Disebutkan bahwa ada sebuah kerajaan bernama Mo-lo-yeu yang mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645. Pengiriman duta ini hanya berjalan sekali dan sesudah itu tidak terdengar lagi kabarnya.
Pendeta I Tsing dalam perjalanannya pada tahun 671–685 menuju India juga sempat singgah di pelabuhan Mo-lo-yeu. Saat ia berangkat, Mo-lo-yeu masih berupa negeri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo-lo-yeu telah menjadi jajahan Shih-li-fo-shih (ejaan Cina untuk Sriwijaya).
Prof. Slamet Muljana berpendapat lain. Istilah Malayu berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta bermakna “bukit”. Nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya. Oleh karena itu, ia tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi, karena daerah itu merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang terletak di Kota Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya agak tinggi.
Prasasti Tanyore menyebutkan bahwa ibu kota Kerajaan Malayu dilindungi oleh benteng-benteng, dan terletak di atas bukit. Slamet Muljana menyatakan bahwa istana Malayu terletak di Minanga Tamwan sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit. Menurutnya, Minanga Tamwan adalah nama kuno dari Muara Tebo (atau Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi).
Menurut tambo Minangkabau, Minanga Tamwan berada di bukit barisan tepatnya di hulu sungai Kampar, atau di sebelah timur Kabupaten Lima Puluh Kota sekarang. Minanga Tamwan atau Minanga Kabwa merupakan asal usul dari nama Minangkabau.
Suku Malayu, berasal dari penduduk asli Sumatera yang pernah hidup di kerajaan-kerajaan Malayu Tua seperti Kandis dan Koto Alang, di kemudian hari penduduk dari Dharmasraya dan bangsa proto Melayu yang tinggal di antara Sungai Musi dan Sungai Batanghari juga disukukan sebagai Malayu dalam adat Minang. Suku ini sangat memuliakan Bukit Siguntang Mahameru. Lihat kembali Tambo Alam Surambi Sungai Pagu yang penduduk awalnya bersuku Malayu
Suku Melayu di dalam buku tambo minangkabau adalah keturunan diraja.
"Kato Bajawek, Gayuang Basambuik (Kata Berjawab, Gayung Bersambut)" ~ kata-kata silat melayu lama dahulu yang berasal dari minangkabau
sudah kalah dibaham harimau.. ilmun silatnya masih tidak tinggi.. inilah akibatnya